Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

rantai makanan pada makhluk hidup

Memutus Rantai Makanan

FIKSI | 16 June 2010 | 16:55 2675 28 2 dari 6 Kompasianer menilai Bermanfaat

Rantai Makanan
www.challengerindy.org
www.challengerindy.org
Pelajaran yang kudapat sejak sekolah dasar ini membekas banget di otak. Teringat terus di pikiran. Dan aku bener bener mempercayai tentang teori itu. Sampai sampai selalu melihat fenomena itu dalam kenyataan sehari-hari. Wah, teori itu sudah menjadi semacam doktrin yang sudah menyatu dalam kaca berpikirku.
Kuharap Radish tidak keberatan kalau teori ini aku pakai sebagai analogi dalam tulisanku. Okelah kuperkenalkan dulu siapa itu Radish. Dia adalah juara kelas kami di sekolah menengah. Dalam pelajaran biologi dia sangat menguasai tak terkecuali teori rantai makanan yang satu ini. Suatu ketika kami membahas teori ini dalam sebuah diskusi. Dan hasil diskusi itu harus kami presentasikan di depan kelas di hadapan guru biologi kami.
Kebagian teori rantai makanan dalam presentasi tak membuatku ciut nyali. Jelas saja, teori ini seolah sudah ada di luar kepala. Aku telah menghapalnya sejak sekolah dasar, saat dipersiapkan sebagai peserta lomba bidang studi IPA. Dan tentu saja membekas hingga saat ini.
Kalau ingat Radish, maka aku selalu ingat teori rantai makanan. Demikian sebaliknya, saat aku membaca, mendengar atau melihat sebuah rantai makanan maka aku ingat akan Radish temanku. Itulah kenapa aku bilang semoga Radish tak keberatan aku menulis tentang rantai makanan. Karena bagiku Radish sudah identik dengan rantai makanan dan tentunya membicarakan rantai makanan akan sama dengan membicarakan Radish.
Sudah hampir 4 bulan ini aku mengamati seseorang bernama R okelah umpamakan itu Radish (karena R mengingatkanku pada Radish). R adalah korban penipuan cinta dari seorang gadis bernama S (katakanlah namanya Sayang). Sejak kutemui R sekitar 4 bulan lalu, aku langsung menyimpulkan kalau dia adalah sosok yang tertutup. Tak taunya itu karena kekecewaannya pada gadis yang bernama S yang telah berlalu sekitar sebelasan tahun yang lalu. Lalu aku berpikir, selama itukah kekecewaannya tidak terkikis.
”Kau tolol” kataku suatu ketika ”Bukankah ada jutaan gadis yang bisa kau comot salah satu di dunia ini. Yang lebih baik dari S kan banyak”. Aku tidak akan mengatakan kalau diriku mungkin bisa jadi pilihannya, gengsilah kalo dia sampai mengira aku promosi.
”Bukan aku tidak bisa mencari yang lebih baik darinya. Rasanya sudah cukup aku melihatnya menderita karena dia telah masuk dalam rantai makanan yang tak terputus putus. Aku ingin menyudahinya. Mengeluarkannya dari rantai makanan itu”. Dia mengatakan rantai makanan sama halnya dengan apa yang pernah diutarakan Radish temanku di bangku sekolah menengah. Dan aku antusias dengan cerita lanjutan dari R ini.
Semenjak S menipu ketulusan cinta R, S tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya di depan R. Kebetulan sekali nasib mereka memang tidak sebangku kuliah. Entah ini keuntungan bagi mereka atau bukan. Menurut cerita R, S telah jatuh cinta dengan teman kampusnya bernama A (anggap saja namanya Andai). Kabar buruk terdengar oleh R kalau S tertipu oleh cinta A karena A berselingkuh dengan B (mungkin Bangsat). S sangat kecewa karena cintanya yang begitu dalam terhadap A pupus di tengah jalan. Dan S tidak pernah lagi terlihat memiliki hubungan asmara dengan laki laki lainnya. Terpuruk.
”Jadi itu pertimbangannya kenapa kau tidak ingin mencomot gadis lain?” tanyaku padanya.
”Iya, aku tidak ingin cintanya yang tulus termakan oleh cinta orang yang tidak tulus. Itu sangat menyakitkan. Sama seperti apa yang kurasakan saat ketulusan cintaku ditelannya bulat bulat dan lalu mencari mangsa lain karena belum kenyang. Akhirnya dia malah jadi mangsa orang lain yang lebih tidak berperasaan. Bukankan cinta itu tidak untuk memakan dan dimakan? Macam rantai makanan saja” katanya.
Belakangan perkataannya itu menyentuh hatiku. Apa yang dia katakan sebagai rantai makanan tak ada bedanya dengan sebuah karma. Apa yang pernah S lakukan, suatu saat orang lain akan melakukannya pada S. Mengerikan! Untuk memutus rantai karma itu mungkin dengan membuat hati R terlebih dahulu sembuh dari sakitnya. Sakit karena bekas gigitan S saat memangsanya. Luka karena S mencabik cabiknya dengan cerita cerita mesra S dengan A. Harus disudahi memang. R harus sembuh dulu sebelum S juga sembuh dari keterpurukannya. Jika S ingin menemukan cintanya maka R pun harus menemukan cintanya juga.
Tapi R tetap akan menemukan S-nya kembali karena R ingin memutus jebakan rantai makanan yang melilit pada kisah asmara S. R tetap ingin berjuang untuk S agar sama sama bahagia. Oh…
Kuputuskan untuk menyudahi tulisan ini dan kembali memperhatikan R yang 4 bulan terakhir ini hadir kembali dalam rantai makanan asmaraku. Dialah Radish dan benar benar Radish yang ku kenal di bangku sekolah menengah dulu. Aku masih sayang padanya dan bertekad untuk memulai menjadi S-nya yang baru dan jauh berbeda dari S-nya yang dulu pernah hilang. Agar rantai makanan atau rantai karma atau rantai apalah itu lekas terputus karena kami akan memulai kisah ini dari awal. Dengan komitmen tidak akan membuat rantai yang baru. Dengan harapan tidak ada acara makan memakan karena kami sudah kenyang dengan makanan yang selama ini ternyata pahit. Kami hanya akan membuat satu lingkaran yang utuh. Tidak berminat membuat lingkaran yang lain dan lalu saling mengkaitkannya satu sama lain menyerupai rantai. Tidak!!!
Aku sungguh sungguh ingin menjadi S yang baru, yaitu Sayang-nya yang benar benar sayang dan tulus. Pasti aku bisa!!!
[kehilangan itu ternyata lebih menyakitkan daripada tidak bisa memiliki, tapi percayalah bahwa menemukan sesuatu yang pernah hilang jauh lebih membahagiakan daripada memiliki sesuatu yang baru...Arrum - 16 Juni 2010]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar